Penanda Alun-alun Bandung sekaligus halte bis |
Sebagai inti pusat kota, alun-alun mempunyai fungsi utama sebagai pusat kegiatan masyarakat. Mundur kebelakang disaat Kota Bandung masih dalam penguasaan Belanda, umumnya di kota-kota besar yang dilewati Jalan Raya Pos buatan Daendels, bangunan pendopo Kabupaten selalu menghadap ke jalan tersebut. Begitupula jalan dalam kota selalu berpotongan tegak lurus dengn "Grote Postweg" sehingga menyerupai susunan duri ikan. Alun-alun Bandung dahulu yang merupakan "jantung" kehidupan masyarakat kota tradisional memiliki ciri khas, yaitu deretan pohon beringin memagari keempat sisinya yang melambangkan pengayoman raja atau pemerintah terhadap seluruh wilayah kekuasannya.
Rumput sintetis yang dijadikan arena bermain dan berkumpul warga Bandung |
Berdasarkan penuturan "kuncen Bandung" Haryoto Kunto dalam buku "Semerbak bunga di Bandung raya", Alun-alun Bandung dijadikan sebagai "pentas publik" yang menyajikan nuansa kehidupan masyarakat. Tempat untuk beristirahat, menghibur diri dan tempat berkumpul bagi warga Bandung serta tentu saja tempat paporit untuk pacaran (teu tiasa nyebut 'F'). Terima kasih kepada bapak Ridwan Kamil, sebagai walikota Bandung yang berhasil mengembalikan wajah alun-alun yang dahulu kumuh dan tidak sesuai fungsinya kembali menjadi "dirinya sendiri".
Arena bermain anak |
Karena sudah lama tidak menulis, jadi agak "kehilangan sentuhan keyboard". Pokoknya senang sekali kini Bandung mulai berbenah dan bersolek agar terus meningkatkan index happiness bagi warganya, nuhun Kang Emil ....
Foto : nu pribados