12 Oktober 2012

Gedung Gas Bandung

Bangunan ini lebih dikenal sebagai Gedung Gas karena lama dioperasikan sebagai kantor bagi perusahaan N.V. Nederlandsch-Indische Gasmaatschappij (NIGM). Adapun bangunan ini hanya berfungsi sebagai kantor administrasi, sedangkan pabriknya terletak di daerah Kiaracondong.

Gedung Gas

Pabrik gas NIGM mulai beroperasi di Bandung tanggal 17 Februari 1921, dan merupakan cabang termuda saat itu. Sebelumnya perusahaan ini telah beroperasi di Batavia, Meester Cornelis (Jatinegara), Buitenzorg, Cheribon, Semarang, Surabaya, Medan, dan Paramaribo.

Keterlambatan pembangunan pabrik gas di Bandung antara lain disebabkan oleh sulitnya mendapatkan material gas alam, namun dalam beberapa tahun perusahaan ini berhasil memenuhi segala permintaan pelanggannya.

Penggunaan gas saat itu di Bandung lebih banyak ditujukan untuk kebutuhan bisnis, contohnya untuk dapur-dapur di hotel, pabrik2 roti, pabrik limun, penghangat di penginapan, barak, rumah sakit, dll. Sedangkan untuk industri, perusahaan ini juga menyalurkan gas ke pabrik altileri (sekarang PT Pindad) dan perusahaan swasta lainnya. Pada tahun 1930'an, telah dibuat sekitar 3.750 sambungan gas. Saat itu gas disalurkan lewat pipa-pipa, bukan lewat tabung gas seperti sekarang.

Pada bulan September 1928, NIGM membeli dan mulai menempati bangunan di Braga 33 yang tadinya digunakan Sekertariat Bandoeng Vooruit dan Kantor N.V. Becker & Co. untuk digunakan sebagai tempat kantor pembayaran dan showroom.

Setelah lama digunakan NIGM, Bangunan yang dirancang Richard Leonard Arnold (R.L.A.) Schoemaker tahun 1919* ini kemudian beralih tangan ke perusahaan gas negara pasca kemerdekaan hingga saat ini.

Setelah lama dibiarkan kosong, baru-baru ada wacana untuk menghidupkan kembali gedung NIGM ini. Terakhir kondisinya Gedung Gas ini dindingnya dipenuhi dengan mural, dan pilar-pilar dicat warna warni.


*Martien de Vletter dalam buku “Masa Lalu dalam Masa Kini:Arsitektur di Indonesia menyebutkan bahwa bangunan ini karya Wolff Schoemaker.

Sumber : aleut.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar