18 Juni 2014

Sentra sepatu Cibaduyut

Sepasang patung sepatu setinggi 1,5 meter menjadi penanda gerbang memasuki kawasan industri sepatu Cibaduyut, Bandung. Sejak puluhan tahun lalu, Cibaduyut sudah dianggap sebagai sebuah "merek" untuk aneka produk alas kaki asal Bandung. Popularitasnya sudah mencakup wilayah nusantara bahkan diluar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

Patung sepatu sebagai gerbang menuju Cibaduyut

Meski hanya ada disepanjang jalan dengan nama sama, Cibaduyut sebenarnya terdiri dari empat kelurahan yang semuanya berada di kecamatan Bojongloa Kidul. Keempat daerah tersebut adalah kelurahan Kebonlega, Cibaduyut, Cibaduyut Wetan, Cibaduyut Kidul.

Menurut keterangan beberapa tokoh masyarakat yang menekuni bisnis alas kaki ini, kawasan Cibaduyut mulai berkembang sebagai sentra industri sejak tahun 1920. Berdasarkan data yang dihimpun oleh UPTD Cibaduyut, diketahui bahwa sebelum penjajah Jepang datang ternyata sudah ada 89 pengrajin dikawasan ini. Setelah Indonesia merdeka mereka berkembang hingga mencapai 250 unit usaha dan dikenal sebagai sentra industri dan penjualan alas kaki.

Pada tahun 1978, pemerintah pusat membangun sebuah pusat layanan fasilitas pembinaan yang sekarang dikenal dengan nama UPTD Instalasi Pengembangan Industri Kecil Menengah Persepatuan Kota Bandung.

Namun saat memasuki millenium baru jumlah pengrajin mulai berkurang, penyebabnya ialah kenaikan harga bahan baku, bahan penunjang, bahan bakar dan peralatan memicu tak stabilnya keberadaan usaha. Selain itu masuknya produk dari Cina menambah persaingan, dan kesulitan mencari tenaga kerja menjadi pemicu lainnya.

Walaupun demikian sentra alas kaki Cibaduyut tetap berdenyut dan masih menjadi salah satu tujuan belanja bagi warga yang mencari sepatu atau sandal yang berkualitas dengan harga murah.

Sentra Cibaduyut dilalui oleh dua angkutan kota (angkot) jurusan Cibaduyut - Leuwipanjang (05) dan Karang setra - Cibaduyut (warna kuning)

sumber : koran Pikiran Rakyat

1 komentar: